PEMBERDAYAAN PETUGAS DAN KADER KESEHATAN DALAM PEMANTAUAN DINAMIKA PENYAKIT MALARIA DI DESAHARONA KALLA KABUPATEN SUMBA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.62354/bx60wz95Keywords:
survei longitudinal , malaria, anopheles spAbstract
Kawasan Timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur adalah kawasan endemis tinggi malaria. Lebih dari 86% wilayah ini termasuk dalam kategori endemis tinggi. Penyebaran kasus malaria di Provinsi NTT hingga tahun 2022 terus mengalami penurunan. Jumlah penderita yang positif malaria di Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2022 menurun; dari 4318 kasus pada tahun 2020 (API 31.52) dan 1903 kasus pada tahun 2022 (API 12.79). Puskesmas Gaura adalah salah satu puskesmas yang memiliki kasus malaria tinggi pada tahun 2022. Data menunjukkan bahwa jumlah kasus malaria hingga bulan Juli 2022 adalah 374 kasus (API 37.68). Untuk mengurangi faktor risiko penularan malaria di Puskesmas Gaura Kabupaten Sumba Barat serta mendapatkan gambaran yang tepat tentang fluktuasi kepadatan vektor, mengamati bionomik vektor, mengukur indeks sporozoite, dan mengukur kerentanan, perlu dilakukan survai Entomologi; salah satunya melalui survei longitudinal yang dilakukan.
Downloads
References
[1] A. Review et al., “Important measures for public health caused by malaria ( Nyamuk Anopheles ) in Eastern Kalimantan and accelerating the elimination of malaria in the New Capital area,” International Journal of Technology, Education and Social Humanities (IJoTES), vol. 1, no. 2, pp. 33–44.
[2] Dirjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, “Laporan Tahunan 2022 Malaria,” Jakarta, 2022.
[3] Kemenkes RI, “Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018,” Jakarta, 2018.
[4] B. Darma, P. Weraman, and J. M. Ratu, “THE ANALYSIS OF CHARACTERISTICS, HABITAT SPATIAL DISTRIBUTION, AND THE IMPACTS ON ANOPHELES SP. LARVAE DENSITIES AT PERIMETER AND BUFFER AREA IN THE MOTAAIN CROSS-BORDER STATION OF PORT HEALTH OFFICE KUPANG 2021,” Jurnal Health Sains, vol. 3, no. 5, pp. 723–737, 2022, doi: 10.21608/pshj.2022.250026.
[5] Dinkes Prov. NTT, “Profil Dinas Kesehatan Prov. NTT,” Kupang, 2020.
[6] J. Fitriyani and A. Sabiq, “Malaria,” Jurnal Averroes, vol. 4, no. 2, p. 83, 2018.
[7] R. H. Kristina, S. Subekti, Y. P. Dachlan, and S. Martini, “The Effectiveness of The Malaria Cadres on Drug Intake Supervision, The Use of Mosquito Net and Environmental Modification on Malaria Sufferers at Malaria Endemic Area of Public Health Center of Waipukang, Lembata District, Nusa Tenggara Timur Province, I,” Health Notions, vol. 1, no. 3, pp. 273–282, 2017, doi: 10.33846/hn.v1i3.60.
[8] R. H. Kristina, S. Subekti, Y. P. Dachlan, S. Martini, and H. S. W. Nugroho, “Mapping the model of ecological vegetation as potential malaria habitats in a malaria-endemic region in Oesao Village, Kupang Regency, Indonesia,” Indian J Public Health Res Dev, vol. 9, no. 12, pp. 533–543, 2018, doi: 10.5958/0976-5506.2018.01892.2.
[9] M. I. Al Aqib, Ngadino, F. Rokhmalia, Marlik, and S. Wardoyo, “Studi Keanekaragaman dan Kepadatan Anopheles sp. di Desa Winong, Kecamatan Gemarang kabupaten Madiun Tahun 2023,” Jurnal Higiene Sanitasi, vol. 4, no. 1, pp. 1–5, 2024.
[10] Kemenkes RI, Permenkes RI No. 50 Tahun 2017. Republik Indonesia, 2017.
[11] A. A. Alipen et al., “Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Moru Kabupaten Alor,” vol. 3, no. 4, pp. 669–679, 2024, doi: 10.55123/sehatmas.v3i4.3517.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ragu Theodolfi, Ferry WF Waangsir, Ety Rahmawati, Oktofianus Silla

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
-
Open Data Commons Attribution License, http://www.opendatacommons.org/licenses/by/1.0/ (default)
-
Creative Commons CC-Zero Waiver, http://creativecommons.org/publicdomain/zero/1.0/
-
Open Data Commons Public Domain Dedication and Licence, http://www.opendatacommons.org/licenses/pddl/1-0/